Sebuah angkot warna biru yang ber angka 01, saya menaikinya di
depan rumah sakit Anisa, karena cuaca sudah sedikit mendung, wajarlah
kalau saya sedikit terburu-buru supaya tidak ada yang namanya basah
kuyup.
di dalam angkot hanya ber isi lima orang bersama supirnya,
Kita saling berdiam tanpa ada komunikasi sedikitpun hanya sekedar melirik sesama penumpang sesekali , tidak lama angkot berjalan naiklah seorang bocah membawa kecruk bersama'an dengan turunnya hujan.
( duuhh.. beradegan hujan-hujanan nih sepertinya :D )
Selama perjalanan suara kecruk mengajakku memutar kembali pada dunia saya dulu, Crung..Crung..Crung..Crung...
si bocah memainkannya dengan wajah kosong sambil memandang ke arah luar
dan sedikit melemas, mungkin belum terisi perutnya atau mungkin ada
beberapa pikiran yang membuat dia begitu, tapi entahlah yang jelas
dengan adanya dia di pintu angkot, saya sedikit terhibur.
Sebentar lagi sudah sampai, sayapun mengambil uang recehan dalam
saku, karena didalam tidak berdesakan dan hanya terisi beberapa orang
saja, saya tidak perlu miring-miring untuk mengambil uang di saku.biasanya sih begitu hehhe....
dengan maksut mengeluarkan recehan sebagian untuk membayar angkot sebagian lagi untuk si bocah tampan ini.
Kiriiiii baaang....
Suara renyah datang dari bangku dekat supir, ketika saya melihat
kebelakang ternyata saya juga harus turun, dan hujan semakin deras.
Laju mobil semakin pelan dan pelan-pelan menepi.
Sebelum si supir memberhentikan mobilnya dan menurunkan penumpang yang
tidak lain adalah si mbak berambut panjang, saya pun tiba-tiba loncat
dari angkot, mungkin karena melihat hujan yang semakin deras saya dengan
spontan melompat dari angkot dilanjutkan menyebrang..
Tanpa
disadari saya melihat ke arah angkot yang tadi saya tumpangi, saya
melihat kepala sang supir nongol di cendela mobil dengan mata menatap
saya sinis. saya juga demikian, yang ada dipikiran saya waktu
itu. kenapa supir itu melihat saya begitu, apa salah saya?? Biarlah..
yang penting saya gak macam-macam dan merasa benar.
Pun melanjutan menyebrang.
Sesampai
didekat pasar jati saya merasakan ada sesuatu dalam genggaman, ketika
saya lihat ternyata yang saya genggam adalah uang lembaran duaribu
rupiah dengan seribu uang logam.
ahhh.. saya langsung ngeh, ternyata kenapa supir angkot tadi melihat saya dengan sinis..
YA...saya belum bayar angkotnya,,hahahhaha...
Perasa'an tidak enak masih melekat sampai dikediaman saya dan sampai sekarang..
semoga bertemu kembali dengan angkot dan supir yang sama. :)
Buat bang supir, saya minta maaf sangat..sumpah saya tidak bermaksut begitu..saya melakunya dengan tidak sengaja :) MAAF...
SALAM.
No comments:
Post a Comment